Meningkatnya Aktivitas Rumah Tangga Mendorong Hunian Ramah Lingkungan

Friday, 21 November 2025

Kebutuhan energi rumah tangga terus meningkat seiring berkembangnya aktivitas masyarakat modern yang semakin bergantung pada perangkat elektronik, pendingin ruangan, hingga sistem rumah pintar (smart home). Di era 2025, konsumsi listrik rumah tangga tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan dasar, tetapi juga oleh gaya hidup digital dan tren kenyamanan hunian. Kondisi ini membuat isu hemat energi kembali mencuat sebagai salah satu faktor penting dalam sektor properti, baik dari sisi pengembang maupun calon pembeli.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar properti Indonesia terus bergerak dinamis. Meski sejumlah sektor mengalami perlambatan, minat terhadap hunian tetap stabil. Bagi pengembang, tren hunian hemat energi justru membuka peluang bisnis baru bukan hanya untuk meningkatkan nilai jual properti, tetapi juga untuk memperkuat brand positioning sebagai kawasan yang menawarkan gaya hidup berkelanjutan.

Urgensi efisiensi energi di sektor properti semakin kuat sejalan dengan komitmen pemerintah menurunkan intensitas energi nasional sebesar 1% per tahun hingga 2025 sebagaimana tercantum dalam Perpres No. 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Bahkan, ESDM melalui Ditjen EBTKE dan Konsorsium SETI mencatat potensi penghematan energi industri hingga 28,7 juta kWh per tahun yang setara konsumsi listrik lebih dari 25 ribu rumah tangga.

Konsep hunian ramah lingkungan umumnya didesain dengan aliran udara yang optimal, memaksimalkan pencahayaan alami untuk mengurangi konsumsi energi, serta dilengkapi ruang terbuka biru (RTB) yang mampu menampung air hujan untuk kemudian dimanfaatkan kembali bagi kebutuhan kawasan. Selain itu, pengurangan jejak karbon juga dapat dilakukan dengan menekan penggunaan listrik dan air secara berlebihan, misalnya melalui pemanfaatan panel surya.

Semakin tingginya kebutuhan energi dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, hunian hemat energi menjadi standar baru dalam pengembangan properti modern. Saat ini, hunian hemat energi dipandang memiliki nilai investasi jangka panjang yang lebih tinggi karena dapat menurunkan biaya operasional seperti listrik dan air. 

Merespon tren tersebut, para pengembang mulai mengadopsi berbagai teknologi hijau, mulai dari sistem pengelolaan limbah dan sumber energi terbarukan. Beberapa pengembang di Jakarta dan sekitarnya bahkan telah menyediakan opsi pemasangan panel surya sebagai bagian dari paket pembelian rumah, sehingga konsep hunian berkelanjutan semakin mudah diakses oleh calon pembeli.

 

Penulis : Farah Septiawardahni

Sumber :

https://kfmap.asia/blog/ini-cara-agar-rumah-anda-menjadi-rumah-hemat-energi/1954 

https://kfmap.asia/blog/jenis-atap-hunian-yang-sesuai-untuk-panel-surya/2176 

https://kfmap.asia/blog/milenial-dan-gen-z-mendorong-tren-properti-ramah-lingkungan-di-tahun-2024/3448 

https://www.detik.com/ 

Share:
Back to Blogs