Kota Surabaya sebagai gerbang utama pergerakan barang ke wilayah timur Indonesia, memiliki peluang strategis sebagai hub industri dan pergudangan. Keberadaan Pelabuhan Tanjung Perak, semakin memperkuat perannya sebagai titik akses penting menuju Kawasan Timur Indonesia.
Pergerakan barang umumnya didorong oleh aktivitas produksi di kawasan industri dan pergudangan. Untuk itu, Surabaya, yang didukung oleh daerah sekitarnya seperti Gresik dan Sidoarjo, berkembang menjadi aglomerasi industri utama di Jawa Timur.
Sebut saja, Rungkut sebagai wilayah industri utama di Surabaya yang saat ini menjadi satu dengan ekosistem industri di Sidoarjo, Pasuruan, Ngoro, Tuban, Mojokerto, dan Gresik.
Tahun lalu, Java Integrated Industrial and Port Estate (JIPE) baru dirilis di Gresik, semakin memperkuat aglomerasi kawasan ini, memainkan peran vital dalam mendorong aktivitas ekonomi regional dan perdagangan internasional.
Sektor industri dan pergudangan, menjadi salah satu sektor dengan ketahanan yang tinggi, dibandingkan dengan sektor lain dalam industri properti. Ketahanan ini sebagian besar disebabkan oleh tetap beroperasinya sektor manufaktur, serta peran krusial yang dimainkan oleh industri farmasi dan kesehatan selama pandemi. Bahkan di masa pasca pandemi, sektor manufaktur terus menunjukkan pertumbuhan positif, didorong oleh industri pengolahan makanan, garmen, serta kosmetik.
Saat ini setidaknya terdapat pasokan 3.304 hektar lahan industri di Surabaya dan sekitarnya. Selain itu, kota ini juga memiliki pasokan gudang yang terus tumbuh, wilayah utara Surabaya memiliki konsentrasi gudang terbesar, yang terus berkembang ke arah Gresik. Sementara di selatan, aktivitas pergudangan berpusat di Rungkut dan perlahan meluas ke Sidoarjo, mencerminkan meningkatnya permintaan akan ruang industri dan penyimpanan.
Dalam beberapa tahun ke depan, Surabaya Raya diproyeksikan akan mendapatkan tambahan stok kawasan industri yang berasal dari Gresik, Sidoarjo, Tuban, dan Mojokerto. Sejalan dengan itu, ekspansi lebih lanjut dari stok gudang juga diperkirakan akan terjadi, terutama dengan kontribusi dari Gresik dan Sidoarjo.
Peluang untuk sektor industri dan pergudangan memang masih terus tumbuh di Surabaya dan sekitarnya, terutama didukung oleh berbagai sektor logistik pihak ketiga (3PL), e-commerce, makanan dan minuman, FMCG, serta elektronik.
Dengan tingkat keterisian gudang yang cukup stabil, berada dikisaran 85%-90%, maka peluang sektor industri dan pergudangan di kawasan Surabaya dan sekitarnya diperkirakan akan terus tumbuh. Sejalan dengan prediksi Property Outlook yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia pada bulan lalu.
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber :
https://kfmap.asia/research/survey-proyeksi-pasar-properti-indonesia-2025/3749