Manfaat Pengelolaan Properti Ritel | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Manfaat Pengelolaan Properti Ritel
Date: Friday, 21 May 2021

Dalam pengelolaan asset property, kita mengenal istilah pengelolaan property retail atau retail management service. Umumnya layanan ini mencakup layanan terhadap pengelolaan property ritel, termasuk pengelolaan mall berkelas regional, lifestyle centers, urban mixed-use, high street retail, dsb. Pengelolaan ini bertujuan mengoptimalkan asset melalui perbaikan capital asset, pengelolaan biaya dan mitigasi risiko. Hasil dari proses ini dapat direfleksikan melalui transaksi yang berjalan.

Pengelolaan properti ritel tentu saja sangat dinamis, mengikuti perkembangan dan tren yang berlaku secara global yang diserap sampai tingkat lokal. Untuk itu, dalam proses pengelolaan seringkali dilakukan penyesuaian secara reguler untuk mengadaptasi inovasi yang futuristik. Selain itu, dengan memperhatikan tren yang berlangsung dan karakter budaya masyarakat di sekitar projek, pengelola dapat menganalisis kebutuhan pengelolaan yang dapat diterapkan.

Ada beberapa tren yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana pengelolaan properti ritel sehingga didapat strategi yang jitu, berikut ulasannya ;

  1. Tingkat kekosongan, angka ini merefleksikan daya beli masyarakat, tingkat pertumbuhan ekonomi, termasuk pertumbuhan penduduk,
  2. Penjualan ritel, dalam hal ini, hasil riset reguler dan prediksi mengenai tren penjualan memberikan indikasi terhadap sektor yang bergerak, tipe ritel, ukuran dan lokasi yang menjadi trip generator,
  3. Permintaan sewa, menelaah kebutuhan tenant melalui alur permintaan sewa memberikan signal terkait detail kebutuhan tenant saat ini,
  4. Pengembangan properti baru, umumnya hal ini akan memberikan dampak pergeseran nilai sewa dan keterisian ruang, karena ruang baru umumnya mampu menarik pengunjung untuk bereksperimen,
  5. Tenant feedback, penting untuk melakukan tracking terkait kebutuhan dan respon tenant terhadap kebutuhan ruang dalam pengembangan usaha mereka, hal ini agar dapat merespon kebutuhan terkini,
  6. Biaya pemeliharaan, selalu siapkan biaya terrencana dan biaya tidak direncanakan untuk proses pengelolaan,
  7. Biaya okupansi, biaya-biaya yang diperlukan dan menyertai biaya sewa dalam proses mengisi ruang ritel,
  8. Harga sewa dan tipe sewa, informasi ini akan menunjukan kualitas dan jenis layanan yang diberikan dari suatu projek,
  9. Sentimen bisnis, telaah bisnis lokal yang bergerak saat ini, karena sektor ini umumnya menentukan besaran transaksi.

Berdasarkan informasi dan tren di atas, maka elaborasi informasi tersebut dapat dianalisis untuk memperkuat pengambilan keputusan dalam mengelola properti ritel, yang pada akhirnya ditujukan untuk mencapai optimalisasi tujuan dari pengelolaan properti.

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber :

www.commercial-realestate-training.com

Share:
Back to Blogs