Koreksi Performa Ritel di Masa Pandemi | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Koreksi Performa Ritel di Masa Pandemi
Thursday, 18 February 2021

Pada semester kedua tahun 2020, performa sektor ritel masih berada dalam tekanan, meski di akhir tahun terlihat peningkatan kunjungan dari masyarakat ke pusat perbelanjaan. Bahkan beberapa pusat perbelanjaan di selatan Jakarta menyebutkan kehadiran pengunjung seperti pasar malam yang tidak henti-henti memenuhi pusat perbelanjaan di tengah pembatasan kapasitas pengunjung dan pemberlakuan protokol kesehatan.

Menurut konferensi pers dari Jakarta Property Highlight (JPH) 2H2020 yang dilakukan oleh Knight Frank Indonesia pada minggu ini. Tercatat tingkat hunian peritel di semester kedua tahun 2020 berada pada angka 82,9%. Nilai tersebut menunjukan penurunan 4,5% dari tahun sebelumnya, dan penurunan 4,3% dari semester sebelumnya. Di masa ini, memang berbagai cara diupayakan pengelola ritel untuk mempertahankan okupansi tenant-nya, mulai dari subsidi biaya sewa, potongan service charge, dsb.

Meski demikian, ada kecendrungan pusat perbelanjaan di sekitar permukiman memiliki okupansi yang lebih baik dibandingkan pusat perbelanjaan di tengah kota. Dengan kisaran selisih sekitar 7-10% lebih tinggi. Hal ini karena masyarakat berupaya mencari hiburan sejenak di tengah rutinitas sehari-hari di tengah pandemi, tentu masyarakat perkotaan tergolong masyarakat dengan kepedulian pada kesehatan yang cukup baik, dengan memperhatikan protokol kesehatan dalam kunjungan ke pusat perbelanjaan.

Secara umum, koreksi performa ritel memang terlihat di atas kertas sebagai rekam jejak catatan pasar, secara faktual juga kita temui di lapangan bahwa terjadi penurunan kunjungan dari masyarakat saat ini. Namun, optimisme upaya pemulihan ekonomi dan kesuksesan vaksinasi diharapkan kembali membawa performa cemerlang dari pusat perbelanjaan.

Di tengah tantangan ini, salah satu yang dilakukan peritel adalah melakukan inovasi kanal penjualan dan pemasaran dalam bentuk pemanfaatan Omni Channel (online dan off-line) menjadi salah satu solusi bertahan untuk menarik minat konsumen berbelanja di tengah pandemi. Omnichannel menjadi sarana tetap melakukan customer engagement dan menggerakan transaksi.

Sementara itu, menurut Knight Frank Asia Pacific dalam Wealth Report 2021 menyebutkan bahwa, potensi pertumbuhan HNWI (High Net Worth Individual) dan UHNWI (Ultra High Net Worth Individual) atau individu dengan kekayaan bersih yang tinggi dan sangat tinggi terhitung cukup banyak di Indonesia, dan diprediksi akan meningkat di kisaran 57-67% sampai tahun 2025. Strength ini pada hakikatnya masih ada dan diharapkan membawa tricling down effect, diantaranya untuk menggerakan sektor ritel yang merupakan sektor dengan kontribusi 31,8% dalam menyerap tenaga kerja.

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber :

https://www.gatra.com/

Share:
Back to Blogs