Pandemi memberikan berbagai macam dampak kepada seluruh masyarakat, baik itu dampak terhadap kondisi finansial, pekerjaan, pendidikan, dan lainnya. Salah satunya yang paling banyak terkena dampak dari pandemi yaitu pada sektor bisnis, contohnya adalah bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU.
Sejak terjadinya pandemi, harga minyak dunia mengalami penurunan yang signifikan dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM) dan khususnya SPBU. Berbagai tantangan juga turut menekan eksistensi bisnis SPBU.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan perkembangan dan keberlangsungan bisnis SPBU di Indonesia. Diantaranya yaitu; adanya kebijakan dalam penentuan harga BBM di setiap perusahaan SPBU, terdapat kebijakan distribusi BBM yang merata di seluruh Indonesia dimana saat ini volume dan distribusi terbesar berada di pulau Jawa, Madura, dan Bali dengan jumlah sebesar 50% dari total, dan sebanyak 75 kilo liter pertahunnya. Hal lainnya yang juga tidak kalah penting adalah ketersediaan infrastruktur serta citra perusahaan yang terbangun.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor diatas dalam mengevaluasi bisnis, diharapkan bisnis ini dapat terus bertahan. Penetapan strategi yang sesuai dalam mengantisipasi kondisi saat ini sangatlah diperlukan, mengingat bahwa bahan bakar menjadi kebutuhan utama dalam proses distribusi logistik di setiap wilayah.
Penulis : Dimas Rifqi Satrio Notokusumo
Sumber:
www.cnbcindonesia.com
www.liputan6.com