Kilasan Pasar Kawasan Industri di Jakarta dan Sekitarnya | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Kilasan Pasar Kawasan Industri di Jakarta dan Sekitarnya
Tuesday, 5 May 2020

Secara umum supply di Kawasan Industri tidak ada penambahan atau masih mengalami stagnasi karena terbatasnya pasokan lahan yang tersisa untuk pengembangan bisnis. Mengacu pada kondisi tersebut, tren pasokan akan berkembang ke lokasi dengan infrastruktur terbaik dan upah minimum regional yang kompetitif sebagaimana ulasan yang dilakukan oleh Ipung Rachmaningtyas, Manager Industrial Service Line – Knight Frank Indonesia. Di sisi demand, permintaan yang datang dari multi national company (MNC) pada umumnya tertunda karena menunggu kondisi yang lebih baik, sementara permintaan dari lokal terus berlanjut walaupun rencana ekspansi juga harus ditunda sementara ini. Pergudangan dinilai bergerak lebih baik dibandingkan tanah kawasan industri.

Pasar industri saat ini masih aktif, dengan sebagian besar permintaan datang dari sektor industri logistik, terutama atas kontribusi e-commerce dimasa wabah. Menurut data Aprindo telah terjadi kenaikan jumlah belanja harian mencapai 10 hingga 15 persen. Selain itu, industri lain seperti otomotif, F&B, tekstil, kimia, serta manufaktur diharapkan juga akan berkontribusi terhadap penyerapan pasar. Namun tidak dapat dipungkiri, di tengah kondisi wabah saat ini, beberapa industri otomotif di koridor timur memutuskan untuk menghentikan sementara produksinya, seperti Suzuki, Honda Cars dan diikuti oleh Wuling. Meskipun baru saja (tahun 2019) salah satu kawasan industri di koridor timur telah mencatat transaksi cukup besar untuk alokasi industri otomotif.

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, beberapa industri sudah menyampaikan pertimbangannya untuk memindahkan pabrik dari Cina ke Indonesia sebagai akibat dari perang dagang AS dan China. Selain itu, kondisi wabah yang terjadi secara global saat ini menyebabkan negara investor dari Eropa dan Jepang mempertimbangkan untuk merelokasi industri manufaktur dari China. Tentunya, perlu dukungan dari Pemerintah agar kondisi ini bisa menjadi spill over bagi optimisme pertumbuhan industri di Indonesia.

Di tengah lika liku dinamika pertumbuhan industri, Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat bahwa investasi domestik (PMDN) meningkat menjadi 53% pada 1Q 2020 (sektor kontributor: transportasi, gudang, telekomunikasi, perumahan, kawasan industri dan kantor). Fakta ini diikuti dengan kontribusi PDB dari industri manufaktur sekitar 10,11% (yoy) pada tahun yang sama, dan pada tahun sebelumnya, sektor industri berkontribusi terbesar pada PDB berkisar 19,63%.

Dengan demikian peluang dan optimisme itu masih ada, kedepannya kita butuh peta jalan dalam mencapai akselerasi pertumbuhan industri untuk mengejar perlambatan yang terjadi saat ini. 

Penulis: Miranda, Syarifah Syaukat

Sumber:

https://ekonomi.bisnis.com/

https://www.realestateinvestment-indonesia.com/

https://www.liputan6.com/

https://industri.kontan.co.id/

https://money.kompas.com/

https://www.liputan6.com/

https://republika.co.id/

Share:
Back to Blogs