Ketika Ibu Kota Bergeser | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Ketika Ibu Kota Bergeser
Friday, 28 January 2022

Belakangan ini seringkali kita dengar rencana kepindahan Ibu kota akan dimulai pergerakannya di tahun ini, diawali dengan berbagai studi yang telah dan masih berlanjut dilakukan, dan kemudian rencana perpindahan para petugas Ibu kota secara bertahap.

Lalu, bagaimana dengan nasib Jakarta sebagai megapolitan di Indonesia yang memiliki setidaknya 6 fungsi utama, selain Ibu kota?

Apakah akan tetap menarik untuk investasi setelah bergesernya fungsi Ibu kota ?

Dari berbagai pengalaman negara lain atas pemindahan ibukota, umumnya diawali dengan itikad untuk membuka kutub pertumbuhan baru, sehingga perkembangan kota meluas ke wilayah lain, selain juga karena kepadatan penduduk di Ibu kota lama yang menjadikan pengelolaan kota menjadi inefisien dengan indikasi seperti macet, polusi udara, kekumuhan, banjir, persampahan dan berbagai permasalahan kota lainnya.

Secara umum, fungsi Jakarta sebagai kota jasa, industri, perdagangan, pelabuhan merupakan diantara fungsi ekonomi Jakarta yang belum dapat tergantikan oleh kota lain. Dengan fungsi-fungsinya tersebut, bangunan properti tumbuh melengkapi kebutuhan fasilitas berbagai kegiatan di Jakarta.

Apakah investasi properti akan tetap tumbuh di Jakarta, setelah Ibu kota bergeser fungsinya?

Sebagai contoh, kota Putra Jaya yang sejak 1999  berfungsi menjadi Kota Pemerintahan tempat berbagai gedung Kementerian dan Kantor Perdana Menteri berada, sebagai kota Pemerintahan maka alur aktivitas relatif homogen dan menciptakan kota yang relatif lebih tenang ritmenya sehingga layak didapuk sebagai kota terhijau di dunia. Berbeda halnya dengan Kuala Lumpur sebagai ibukota negara, pusat ekonomi yang menjadi detak kegiatan ekonomi relatif tidak pernah tidur dan selalu aktif. Dominasi pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh dengan nilai investasi yang terus tumbuh di Kuala Lumpur.

Contoh lainnya adalah, Washington DC yang menjadi Ibukota Amerika Serikat sejak tahun 1800 setelah sebelumnya status tersebut disematkan di kota New York, dan kongres memutuskan untuk memilih lokasi lain sebagai ibukota dengan alasan posisi New York sebagai gerbang imigran, pusat bisnis, manufaktur, transportasi dan budaya maka kepadatan New York sangat tinggi dengan populasi terbesar ketiga di Amerika Serika, dipenuhi dengan bangunan tinggi, monumen dan bangunan bersejarah yang telah padat fungsinya sebagai kota utama. Dengan demikian, Washington DC didapuk sebagai ibukota, untuk memisahkan fungsi administratif kota dengan pusat kegiatan ekonomi yang telah berlangsung di New York, sehingga masing-masing dapat berfungsi lebih efektif dalam mengemban fungsi masing-masing. Seiring berjalannya waktu, New York saat ini memiliki PDRB 1280T US$, sementara Washington dengan PDRB 103,3 T US$.

Nah, jika merujuk dari berbagai contoh yang ada, maka kota bisnis umumnya tetap memiliki daya tarik untuk investasi, termasuk untuk investasi properti sebagai sektor yang melengkapi fasilitas kegiatan di lini bisnis.

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

www.jawapos.com

www.detik.com

www.versus.com

Share:
Back to Blogs