Permintaan yang besar terhadap gerai food and beverages (F&B) membuat komposisi tenan di pusat perbelanjaan mengalami perubahan. Kalau dahulu porsi F&B hanya sebagai pelengkap destinasi belanja, saat ini banyak mal atau pusat perbelanjaan yang dikonsep sebagai tujuan wisata kuliner dan bersantap.
Menurut Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), bisnis F&B masih dapat bertumbuh di atas dua digit. Dapat dilihat dari 10 tahun lalu komposisi F&B dalam satu mal hanya sekitar 10%-15%, namun saat ini sudah berubah dan dapat mencapai 30%. Tren bisnis mal kedepannya diperkirakan akan bergeser dari produk-produk fashion ke produk kuliner sesuai dengan dominasi tujuan pengunjung ke pusat perbelanjaan. Geliat tenant F&B hadir selain karena perluasan pemain lama, juga didorong munculnya pemain baru.
Faktor utama pendorong tumbuhnya bisnis F&B di dalam mal yaitu terkait dengan perubahan gaya hidup masyarakat urban sekarang yang gemar hangout, hal ini dinyatakan dalam satu riset Institut Teknologi Nasional (ITENAS). Selain itu, ekspansi tenant asing juga meramaikan kondisi ini.
Dengan adanya bisnis e-commerce juga menjadikan salah satu alasan konsumen tidak lagi memilih berbelanja fashion di mal, hal ini terbukti dari hasil riset JAKPAT survey report yang menyebutkan pergeseran pola belanja ini sebesar 70%, hal ini karena penawaran yang lebih menarik dari ecommerce. Sementara F&B, bagi masyarakat urban merupakan salah satu kebutuhan untuk sarana bercengkrama dengan keluarga, teman dan sahabat.
Penulis: Gabriela Bunga
Sumber :
https://bisnis.tempo.co/
https://palembang.tribunnews.com/
https://www.academia.edu/
http://rei.or.id/newrei/
http://www.thecolourofindonesia.com/