Dinamika Ritel Setelah Pandemi | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Dinamika Ritel Setelah Pandemi
Date: Friday, 14 July 2023

Berdasarkan laporan Property Outlook 2023 yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia, prospek bisnis ritel diprediksi bertumbuh dan stabil karena didukung pertumbuhan ekonomi positif diikuti dengan stabilnya pendapatan per kapita dan meredanya pandemi yang diharapkan memberi dampak terhadap peningkatan jumlah pengunjung di ruang ritel atau shopping mall.

Kehadiran konsep-konsep menarik, seperti alfresco dan pop-up store pun juga turut mewarnai performa sektor ini. Dinamika keberadaan ruang ritel saat ini, tidak hanya tumbuh di dalam pusat perbelanjaan, namun juga di ruang di luar mall, Salah satu opsi pilihan penyewa adalah menyewa stand-alone retail yang umumnya dikembangkan dengan konsep alfresco. Tidak dapat dipungkiri, setelah pandemi, konsumen memiliki preferensi pada ruang ritel di area terbuka karena sirkulasi udara yang lebih baik.Umumnya penyewa ruang makanan dan minuman lah food and beverage yang mengisi pengembangan ritel di ‘ruang terbuka’ karenafleksibilitas biaya. Selain biaya konstruksi yang dapat diminimalisir, durasi operasional gerai atau toko juga dapat lebih panjang jika dibandingkan dengan ruang ritel di dalam mall

Selain sebagai ruang bertransaksi, ruang ritel juga dikunjungi oleh konsumen untuk melakukan interaksi sosial dengan komunitas.  Kebutuhan ruang interaksi di tengah ruang transaksi ritel sangat penting dalam menangkap kunjungan konsumen saat ini. Pengelola ritel di Jakarta yang mampu beradaptasi dengan tren ini umumnya berada pada kelas ritel yang premium, dengan okupansi yang cukup bagus.

Sementara itu, ritel yang belum mampu beradaptasi dengan kebutuhan konsumen saat ini, dalam arti masih menjadi ruang transaksi saja mengalami tantangan yang cukup berat. Rendahnya kunjungan konsumen berimplikasi pada tingginya kekosongan ruang ritel. Meski ritel untuk kelas atas atau premium di Jakarta saat ini memiliki okupansi yang cukup baik di kisaran 87%, rerata okupansi ritel Jakarta dari seluruh kelas berada pada kisaran 79%.

Tidaklah mengherankan jika pemulihan yang dirasakan oleh ritel kelas atas di Jakarta saat ini belum dapat dirasakan oleh seluruh kelas ritel Jakarta. Daya beli masyarakat juga belum membaik seperti masa pra pandemi, sehingga peningkatan performa masih harus dipertahankan untuk keberlanjutan usaha.

Seperti publikasi yang dirilis oleh Knight Frank Global terkait tren investasi sektor ritel, disebutkan bahwa saat ini penjualan kosmetik, alas kaki dan alat perkebunan menjadi kategori yang memiliki performa tinggi. Selain itu, permintaan investasi ritel di ranah global juga telah mengalami perbaikan jika dibandingkan pada masa pandemi.

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

https://www.knightfrank.com/research/article/2023-06-23-retail-sales-downturn-waiting-for-godot

https://www.knightfrank.com/research/article/2023-07-07-retail-real-estate-back-on-the-shopping-list

https://content.knightfrank.com/research/2278/documents/en/retail-investment-update-h1-2023-10313.pdf

 

Artikel Terkait:

Alfresco Dining, Konsep Retail Yang Sedang Populer

Prospek Properti Komersial di Tahun 2023

Share:
Back to Blogs