Desa Munggu merupakan salah satu desa di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 5,49 km² dan jumlah penduduk mencapai 7.364 jiwa pada tahun 2024. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, meskipun sektor pariwisata dan pelayanan publik turut berperan sebagai penopang ekonomi lokal.
Sejak tahun 2010, Desa Munggu resmi ditetapkan sebagai desa wisata melalui Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2010 dan Nomor 22 Tahun 2021. Desa ini dikategorikan sebagai desa wisata maju oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Keunggulan Desa Munggu terletak pada enam potensi wisata utamanya, yaitu wisata budaya melalui tradisi Mekotek yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, wisata Pantai Munggu yang indah, serta pesona persawahan dan pedesaan yang cocok untuk kegiatan tracking dan olahraga di alam lainnya.
Aksesibilitas menuju Desa Munggu juga cukup mudah, karena dapat ditempuh sekitar 1 jam dari Bandara Ngurah Rai di Kota Denpasar yang berjarak sekitar 15 km dari desa ini. Lokasinya yang strategis, tidak hanya menjadikan Desa Munggu sebagai salah satu desa wisata unggulan, tetapi juga menjadi alternatif destinasi properti yang menarik di Bali Selatan.
Meskipun Desa Munggu berlokasi dekat dengan Canggu, Pererenan, dan Ubud, tetapi masih menawarkan harga tanah yang lebih rendah, yakni sekitar Rp9.000.000 - Rp12.000.000 per meter persegi sehingga Munggu sangat potensial bagi investor yang menginginkan nilai investasi jangka panjang dengan potensi pariwisata.
Permintaan dari investor asing juga menunjukkan tren peningkatan yang pesat. Hal ini tercermin dari data investasi asing di Kabupaten Badung yang naik hingga 92,1% pada tahun 2023. Ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai serta konektivitas internet yang baik, turut mendukung daya tarik kawasan ini.
Potensi keuntungan sewa properti di Desa Munggu pun cukup menjanjikan. Potensi rental yield vila di desa ini berada di kisaran 8 - 12% per tahun, sebanding atau bahkan mengungguli kawasan lain, seperti Canggu (7 - 15%) dan Pererenan (10 - 11%).
Tingkat okupansi vila di Bali pada tahun 2024, memberikan Return on Investment (ROI) tahunan sekitar 11 - 12% bahkan dengan okupansi hanya 50%, sehingga titik balik modal dapat dicapai dalam waktu sekitar 7 hingga 8 tahun.
Selain itu, Desa Munggu juga cocok dikembangkan untuk pasar yang saat ini sedang tumbuh, yaitu properti berkonsep ramah lingkungan dan hunian digital-nomad, seiring dengan tren global menuju gaya hidup sehat dan konsep smart homes.
Dengan harga lahan yang masih kompetitif, infrastruktur yang terus berkembang, serta tingginya minat dari pembeli domestik maupun internasional. Desa Munggu menjadi kawasan yang sangat potensial untuk investasi properti di Bali Selatan. Perpaduan antara nilai budaya dan keindahan alamnya memperkuat daya tarik kawasan ini.
Penulis: Ratih Putri Salsabila
Sumber:
https://sita.badungkab.go.id/
https://jadesta.kemenparekraf.go.id/
https://jatim.antaranews.com/
https://bali.antaranews.com/
https://www.detik.com/
https://www.kompas.com/
https://badungkab.bps.go.id/