Cerita Ritel di Beberapa Kota Setelah Pandemi | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Cerita Ritel di Beberapa Kota Setelah Pandemi
Date: Thursday, 8 September 2022

Ritel, menjadi salah satu subsektor properti yang digadang saat ini tumbuh, dengan karakternya yang memiliki shorter term bounce dibandingkan dengan subsektor lain di sektor properti.

Di Jakarta awal tahun ini, seiring dilonggarkannya kebijakan pembatasan pandemi, ritel kembali diburu oleh konsumennya. Beberapa ritel di Jakarta menyatakan peningkatan okupansi, terutama ritel yang berada di kelas Premium dan Grade A.

Namun, di tengah peningkatan okupansi di beberapa ritel kelas atas, kita juga melihat beberapa ritel yang sepi dan terlihat hampir collapse. Memang performa ritel tidak bisa disamakan, sangat tergantung dengan kemampuan adaptasi pengelola ritel untuk menghadirkan pembaharuan dan penyesuaian di masa setelah pandemi ini.

Adaptasi dapat beragam bentuknya, melalui retrofit atau memberikan layanan/ruang tambahan yang menarik pengunjung datang, seperti gallery, ruang terbuka untuk kegiatan olahraga, membuka rooftop garden, dsb. Atau bahkan rebuild untuk melakukan konfigurasi tata letak ruang sehingga didapatkan kenyamanan baru. Selain mencari experience di ruang ritel, saat ini konsumen berkunjung ke ritel dengan mempertimbangkan convenience, speed & safety.

Bagaimana performa ritel di kota-kota lain?

Di Kuala Lumpur dan Singapura menyatakan bahwa harga ruang ritelnya meningkat di awal tahun ini, tidak lain karena meningkatnya kembali tingkat kunjungan konsumen, sehingga peritel kembali berburu ruang ritel. Selain itu, pada ruang ritel di dua kota tersebut juga terlihat Ecommerce melakukan ekspansi dengan membuka gerai fisik (brick mortar expansion), untuk alternatif transaksi para konsumen (seperti : JD, Jaya Grocer, Country Height)

Di Hongkong, meski tingkat kunjungan membaik, namun nilai transaksi di dalam ritel relatif menurun. Transaksi makanan-alkohol-rokok dideteksi masih positif, namun memang relatif menurun dari tahun lalu.

Sementara itu, di Metro Manila, saat ini integrasi digital dan toko fisik menjadi salah keharusan untuk mendongkrak transaksi. Bahkan tercatat di awal tahun ini setidaknya 165 tenant baru mulai masuk ke ruang ritel, yang umumnya berasal dari FnB (33%), Fashion (32% ) dan sisanya adalah produk lain. Berikut beberapa peritel yang kembali meluncur di Manila Brazilian Steakhouse, Haidilao International, Urban Revivo, Bath & Body Works, Randy's Donut, MUJI Store, dsb.

Di Tokyo, Green Retail menjadi salah satu uang diburu gerai yang berasal dari MNC. Secara umum green retail di Tokyo mengadopsi teknik bangunan tradisional, misal bahan bangunan dari alam, memaksimalkan cahaya matahari, penggunaan sumber energi terbarukan sehingga low-carbon, minim residu, dan minim penggunaan listrik. Beberapa gerai MNC yang masuk di ruang ritel Tokyo diantaranya adalah IKEA, H&M, TGIF, Tesco, Asda, Sainsbury’s, Morrison’s, dsb.

Secara umum, berbagai performa ritel umumnya berada pada benang merah yang sama saat ini, yaitu mulai menggeliat kembali, namun nilai transaksi sepertinya belum kembali normal seperti masa pra-pandemi, mengingat kondisi perekonomian regional dan global belum lagi stabil.

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

www.knightfrank.com

 

Artikel Terkait:

Update Tren Ritel Jakarta Saat Ini

Share:
Back to Blogs