Bagaimana Tingkat Kunjungan Ritel di Masa Libur Lebaran 2021 | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Bagaimana Tingkat Kunjungan Ritel di Masa Libur Lebaran 2021
Date: Friday, 25 June 2021

Masa libur lebaran 2021 lalu yang masih dalam keadaan pandemi membuat sektor ritel mengalami sedikit kenaikan. Pasalnya, larangan mudik yang ditetapkan oleh pemerintah menjadikan sektor ritel menjadi alternatif hiburan untuk dikunjungi masyarakat sekaligus menghabiskan libur lebaran.

Bulan Ramadan dan momen Lebaran tahun ini menjadi berkah, khususnya bagi sektor ritel. Data Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) menunjukkan angka penjualan yang diraup selama periode tersebut naik 30 persen ketimbang tahun lalu. “Data secara utuh belum terkumpul karena (hari) Minggu ini masih dihitung libur Lebaran. Namun, indikasi kami lihat ada peningkatan signifikan. Kami perkirakan naik di kisaran 25 sampai 30 persen,” kata Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey, Minggu, 16 Mei 2021. Ia menjelaskan, kenaikan penjualan terbesar berasal dari belanja sebelum Lebaran. Tren belanja mulai terlihat pada pekan terakhir April ketika tunjangan hari raya (THR) untuk aparatur sipil negara mulai disalurkan. Hal itu terus berlanjut hingga H-7 Lebaran ketika sektor swasta mulai mencairkan THR.

Lebih jauh, kenaikan belanja di retail modern juga didukung oleh bertambahnya porsi belanja produk nonpangan pada tahun ini. Berbeda dengan tahun lalu ketika belanja masyarakat didominasi produk pangan dan kesehatan, pada tahun ini porsi produk nonpangan seperti sandang mulai mengimbangi total belanja masyarakat. Data dari Lembaga riset menunjukkan bahwa sektor retail modern Indonesia masih tumbuh 1 persen pada 2020 atau melambat dibandingkan dengan kenaikan pada 2019 yang mencapai 7,5 persen. Kenaikan kinerja sektor retail disumbang oleh performa positif segmen toko kelontong yang tumbuh 4,8 persen meskipun toko swalayan dan hypermarket turun 10,1 persen. Untuk tahun ini, Aprindo memperkirakan retail modern bisa tetap tumbuh 4 sampai 4,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah memotret pertumbuhan sektor ritel di pusat perbelanjaan dengan membandingkan kondisi saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro. Budihardjo mengakui, meski kunjungan dan penjualan ritel pada momentum lebaran tahun ini lebih tinggi dibandingkan lebaran tahun lalu, namun kondisi ini belum bisa dikatakan pulih seperti level normal sebelum pandemi. "Pembatasan kan tetap ada. Kalau dibandingkan 2019 masih belum (pulih). Tapi sudah jauh lebih baik dibandingkan 2020," tambahnya.

Adapun perkembangan vaksinasi dan optimisme belanja kelas menengah atas akan menjadi penentu pertumbuhan pada tahun kedua pandemi. Dengan demikian, harapan untuk industri ritel bisa dipulihkan dan meningkat lagi untuk kedepannya.

Penulis : Niar

Sumber :

www.bisnis.tempo.co

www.industri.kontan.co.id

 

 

Share:
Back to Blogs