Di tengah wabah saat ini, para pekerja dihimbau untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Kondisi ini menyebabkan gedung-gedung tinggi di pusat bisnis Jakarta tidak sepenuhnya dipadati seperti biasanya. Saat ini gedung perkantoran memiliki kapasitas yang tidak seperti biasanya, yaitu beroperasi dengan konsep split operation, dan ada yang seluruh karyawan diarahkan untuk bekerja dari rumah saja untuk mendukung himbauan pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran wabah. Namun ada juga beberapa gedung perkantoran yang berfungsi seperti umumnya karena berfungsi sebagai layanan public, dengan pemberlakuan screening terhadap penghuni dan pengunjung gedung.
Di tengah kondisi ini, tentunya pengelola gedung tidak dapat memberlakukan kerja dari rumah secara penuh untuk kontraktor atau pegawainya, hal ini karena pengelola gedung perlu memastikan bahwa operasional gedung berfungsi seperti pada umumnya di tengah durasi dan kapasitas pemakaian gedung yang tidak full seperti biasanya.
Dengan demikian, beberapa hal menjadi pertimbangan dalam pengelolaan gedung tinggi saat ini, diantaranya adakah mekanisme menekan biaya operasional dan pemeliharaan atau efisiensi pengelolaan gedung di tengah kondisi saat ini, adakah mekanisme pengelolaan gedung yang lebih spesifik di tengah wabah dan pemeliharaan gedung sesuai standar kesehatan agar kelak ketika gedung beroperasi dapat meminimalisasikan potensi sisa penularan, dan adakah mekanisme menghemat penggunaan energi dalam pengelolaan gedung di saat ini. Hal ini mengingat aspek energi dalam biaya operasional pengelolaan gedung tinggi dapat mencapai 40%.
Hal di atas tentu saja perlu diantisipasi, merujuk pengalaman China, bahwa kondisi wabah akan diikuti dengan meningkatnya tingkat kekosongan hunian gedung tinggi menjadi 21,5%, angka yang menunjukan tingkat kekosongan tertinggi dalam satu dekade terakhir. Di tengah tantangan pengelolaan gedung tinggi dan risiko peningkatan tingkat kekosongan gedung tinggi, perlu juga dipertimbangkan bahwa, kelak ketika gedung sudah beroperasi normal, perlukah disediakan ruang khusus di dalam gedung sebagai posko penanganan sisa wabah, yang nanti ketika kondisi telah mencapai zero case, fungsi ruang dapat dilanjutkan sebagai posko public health & environmental health bagi penghuni dan wilayah sekitar gedung.
Menurut Lioni Sugiarto, sebagai Building Manager dari Knight Frank Indonesia melihat kondisi saat ini maka, ‘dalam beberapa bulan ke depan, setelah wabah mereda, ada baiknya pengelola gedung kembali melakukan building audit untuk memastikan fungsi operasional dapat berjalan normal, sekaligus mengurangi potensi risiko penularan jika masih ada dari perspektif public health’. Keywords : pengelolaan gedung, operasional dan pemeliharaan, pemeliharaan gedung, perkantoran
Penulis : Syarifah Syaukat
Sumber :
https://properti.kompas.com/
https://republika.co.id/
https://properti.kompas.com/