Bagaimana Kondisi Perkantoran di Masa Ini ?.... | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Bagaimana Kondisi Perkantoran di Masa Ini ?....
Date: Friday, 18 June 2021

Di tengah tantangan pergerakan berbagai lini bisnis akibat pandemic, sector perkantoran menjadi salah satu merasakannya.

Praktis berlakunya WFH sejak awal tahun lalu menjadikan tantangan dalam transaksi serapan ruang perkantoran, khususnya di CBD Jakarta. Penurunan okupansi yang terjadi berturut-turut dari semester pertama dan kedua tahun 2020 diperkirakan akan berlanjut di awal semester tahun 2021 ini, meski sektor ecommerce dan logistik justru mampu melakukan ekspansi ruang kantor di tengah pandemi.

Fenomena lain, adalah pola adaptasi yang dilakukan oleh occupier di tengah pandemi, mulai dari melakukan rasionalisasi kebutuhan ruang melalui redesain ruang kantor, pemberlakuan split/hybrid operation, pengetatan pemeliharaan ruang sesuai prosedur standar pandemic, belum lagi penerapan jadwal 25% pekerja yang dapat masuk bergantian di tengah masa PPKM (Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat).

Saat ini kepadatan ruang perkantoran umumnya berkisar 8-11 meter per pekerja, namun di masa ini tentunya angka ini perlu dilonggarkan untuk meminimalisasi risiko sebaran virus antar pekerja. Di masa split operation perkantoran, kita perlu segera menelaah kebutuhan luasan ruang yang ideal untuk mendapatkan ukuran kepadatan ruang yang efektif dan efisien untuk ruang kerja yang sehat dan produktif.

Sementara pada tataran regional. Di singapura, pada kuartal ke-1 tahun 2021 diindikasikan bahwa listing ruang perkantoran menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini berbeda dengan volume listing di sektor perumahan.

Fakta diatas juga terjadi pada beberapa kota besar lain di dunia, dan hal ini menjadi penggerak tren global terkait konversi ruang perkantoran menjadi hunian. Tren ini sebenarnya telah terjadi sejak tahun 1900-an, pada saat pandemi wacana tersebut kembali mencuat, mengingat kebutuhan akan rumah menjadi lebih tinggi karena ada kebutuhan WFH atau bekerja di dalam ruang hunian.

Untuk kota metropolitan dengan stok yg netral, maka konversi akan terjadi di wilayah sekitar metropolitan atau di kota-kota baru, hal ini terjadi selain untuk mencari solusi dari meningkatnya vacancy rates ruang perkantoran di tengah pandemi, sekaligus memenuhi meningkatnya permintaan hunian.

 

Penulis : Syarifah Syaukat

 

Sumber :

www.kompas.id

Knight Frank Research

Knight Frank Research

 

 

Share:
Back to Blogs