Pandemi, selain merubah pola hidup namun juga menyadarkan terhadap aspek lingkungan hidup. Pembatasan aktivitas pada masa pandemi menunjukan dampak yang signifikan terhadap kelestarian lingkungan hidup, sehingga era pasca pandemi ditandai dengan konsep-konsep green atau sustainable. Tanpa terkecuali pada sektor properti.
Menurut survei yang dilakukan oleh salah satu lembaga riset, bangunan menyumbang sebesar 40% terhadap efek gas rumah kaca secara global. Sehingga diperlukan adanya manajemen atau operasional bangunan yang berkelanjutan. Salah satunya melalui pemasangan panel surya sebagai sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik.
Pemasangan panel surya atap tidak hanya berkontribusi pada lingkungan secara umum, namun juga bagi masyarakat penggunanya. Biaya awal instalasi panel surya di rumah memang dapat tergolong cukup tinggi bagi sebagian orang. Biaya komponen dan pemasangan panel surya atap untuk 1 kWp adalah sekitar Rp 25 juta. Namun nilai ini cukup kecil dibandingkan manfaat dan keunggulan yang ditawarkan oleh tenaga surya.
Sistem panel surya dapat menghemat uang untuk tagihan listrik rumah tangga. Hal ini karena rumah tangga dapat menghasilkan listrik mereka sendiri dari matahari. Matahari tentunya merupakan sumber daya gratis yang dapat dimanfaatkan secara bebas oleh semua orang. Berbeda dengan bahan bakar fosil yang relatif mahal. Oleh karena itu, panel surya dapat menurunkan pengeluaran bulanan masyarakat untuk biaya listrik.
Sistem panel surya juga memiliki nilai tambah berupa perawatan berbiaya rendah. Pengguna hanya perlu menjaganya tetap bersih secara teratur. Membersihkannya beberapa kali dalam setahun sudah cukup agar energi matahari yang terserap dapat lebih optimal.
Instalasi atap panel surya juga memungkinkan peningkatan nilai properti dan memberikan faktor penjualan yang menarik bagi agen real estat saat memasarkan rumah Anda. Panel surya juga dapat meningkatkan nilai rumah Anda hingga 3-4 persen.
Menurut Kementerian ESDM, Indonesia adalah negara yang berlimpahkan energi terbarukan dengan potensi lebih dari 400.000 Megawatt, dengan 50% diantaranya atau sekitar 200.000 MW merupakan potensi energi surya. Terlebih pemanfaatan panel surya juga didukung penuh oleh PT PLN. Dalam komitmennya PLN mendukung pengembangan PLTS atap, hingga April 2022, tercatat ada 5.547 pelanggan PLN dengan total kapasitas PLTS sebesar 60.112 kWp. Hal ini menunjukkan bahwa proses transisi juga sudah dimudahkan oleh PT PLN.
Dengan melihat banyaknya kelebihan dan kemudahan yang dihasilkan dari panel surya, sangat disayangkan apabila potensi ini tidak dimaksimalkan. Pengembang pemukiman dapat pula memanfaatkan panel surya untuk diaplikasikan pada proyek pembangunan properti hunian, terutama hunian yang secara geografis memiliki paparan matahari yang stabil setiap tahunnya.
Penulis: Dinda Amalia Ichsani, Lusia Raras
Sumber:
www.kompas.com
www.greenmatch.co.uk
www.detik.com
www.ebtke.esdm.go.id
www.berbagilistrik.org
www.voaindonesia.com
www.bisnis.com
www.usgbc.org
