Adaptasi Ruang Kantor, Kelak di Suasana Baru setelah Pandemi | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
Adaptasi Ruang Kantor, Kelak di Suasana Baru setelah Pandemi
Date: Friday, 24 April 2020

Masa downtime memberikan berbagai pengalaman baru untuk seluruh masyarakat, mulai dari membatasi pergerakan, bersosialisasi dan berbelanja dengan mengandalkan perangkat teknologi, belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan berbagai bentuk adaptasi lainnya. Tentu saja hal di atas bukan hal yang mudah, namun untuk mempercepat penanganan terhadap wabah, maka seluruh kegiatan dilakukan dari rumah, untuk meminimalisasi potensi transmisi wabah.

Berdasarkan pengalaman China, setidaknya membutuhkan waktu 3 bulan, terhitung sejak wabah ada sampai kurva pandemi mulai melandai. Ketika masa puncak itu dilewati dan mulai terdeteksi penurunan penularan bahkan tidak ada kasus baru (zero case), maka akan dimulai masa dimana semua orang perlu menyesuaikan diri dengan kondisi normal yang baru, termasuk para pekerja yang kembali mengisi ruang kantornya. Tatap muka dalam bekerja masih menjadi preferensi saat ini, walaupun hasil riset dari FlexJobs menyebutkan bahwa 65% karyawan lebih produktif bekerja dari rumah.

Selain itu, laporan dari Connect Solutions menyimpulkan sekitar 30% karyawan memungkinkan dapat menyelesaikan pekerjaan lebih banyak dalam waktu lebih sedikit, 24% mengatakan dapat mencapai lebih banyak dalam waktu yang sama. Di kondisi normal yang baru kelak, untuk tetap menjaga physical distancing, penyewa ruang kantor (occupiers) dapat menata ulang atau relayout desain ruang kantor menyesuaikan syarat physical distancing dari World Health Organization (WHO) yaitu enam kaki atau 1,8 meter antar pekerja.

Selain itu, perlu diberlakukan protokol kesehatan sebagai upaya tetap menjaga kondisi perbaikan yang ada, mulai dari penyemprotan desinfektan secara rutin, menyediakan tisu dan hand sanitizer di titik-titik strategis pertemuan orang, menata ulang posisi workstation untuk tetap menerapkan jaga jarak, menetapkan batas maksimal ruang rapat agar tetap memperhatikan physical distancing, mengurangi penggunaan barang secara bersama, mengganti rutinitas jabat tangan, membersihkan telepon genggam secara berkala, menghimbau untuk membersihkan permukaan barang dengan tingkat sentuhan tinggi secara teratur, dan himbauan untuk pekerja membiasakan untuk membersihkan peralatan kerja sebelum dan sesudah bekerja.

Arahan ini tentunya perlu dilakukan secara luas dan kontinu oleh pengelola kantor melalui berbagai media. Meletakkan tanaman di tengah ruang kantor, khususnya tanaman yang dapat berfungsi menyerap racun dan membersihkan udara juga dapat menjadi alternatif menjaga kesehatan di ruang kerja. Sebut saja seperti lidah buaya, sirih gading, pakis boston, lili paris, sri rejeki (chinese evergreen), palem bambu, herbras, dan krisan dapat dijadikan alternatif untuk menjaga kondisi ruang kantor tetap sehat.

Untuk menata ulang ruang kantor, selain memperhatikan jarak antar pekerja, perlu juga sirkulasi udara dan akses untuk pencahayaan matahari sebagai asupan vitamin d dan membentuk daya tahan tubuh bagi para pekerja. Hal ini menjadi saran dari peneliti di UC-Davis dan University of Oregon yang menyebutkan bahwa udara yang memasuki gedung dari luar dapat melarutkan partikel virus yang sudah ada di dalam ruangan sebelumnya, namun tetap perlu diperhatikan filter udaranya.

Menurut Rina Martianti sebagai Associate Director dari Divisi Commercial – Knight Frank Indonesia menyebutkan bahwa, setelah kondisi pandemi, permintaan ruang perkantoran akan tetap tumbuh dengan kondisi “tenant’s market” yang ada saat ini. Permintaan tidak hanya akan bergeser ke ruang yang telah menerapkan eco-building seperti tren sebelum ini, namun permintaan juga akan mengarah ke gedung perkantoran yang mampu berevolusi pada upaya pemeliharaan kesehatan.

Seperti gedung kantor yang menerapkan penggunaan teknologi remote untuk mengakses perlengkapan kantor, mendeteksi suhu tubuh pekerja, memiliki sirkulasi udara yang baik, dan pencahayaan matahari yang cukup. Atau dengan kata lain, pengembangan ruang perkantoran yang memiliki standar kesehatan yang baik akan menjadi favorit dalam permintaan ruang kantor.

Penulis : Gabriela Bunga, Syarifah Syaukat

Sumber :

https://www.eannovate.com/

https://cantik.tempo.co/

https://lifestyle.kompas.com/

https://properti.kompas.com/

https://www.cnnindonesia.com/

https://properti.kompas.com/

https://indoblognet.com/

https://lifestyle.kompas.com/

https://www.cnbcindonesia.com/

http://www.koran-jakarta.com/

Share:
Back to Blogs