JAKARTA - Pembatasan berbagai kegiatan masyarakat selama pandemi tak bisa dipungkiri cukup berdampak pada berbagai sektor ekonomi. Salah satunya adalah sektor properti, khususnya subsektor perkantoran yang harus beradaptasi di berbagai sisi dengan sistem work from home (WFH) yang berkepanjangan.
Dilansir dari laman Knight Frank, Kamis (5/8), pada akhir tahun 2020 lalu setidaknya ada sebanyak 558.123 meter persegi ruang kantor baru yang akan masuk ke pasar pada tahun 2021. Sementara total kumulasi stok baru hingga tahun 2023 sebesar 889.623 meter persegi.
Dalam data pasar yang dilakukan Knight Frank Indonesia, pada tahun 2021 terdapat sebanyak total 407.273 meter persegi dengan pembagian stok pasokan baru yang telah masuk pasar sebanyak 94.000 meter persegi, dan dijadwalkan akan masuk pasar sampai akhir tahun sebanyak 313.273 meter persegi.
Adapun jika dibandingkan pada tahun lalu, terdapat 150.850 meter persegi ruang kantor yang menyatakan menunda proses penyelesaiannya selama masa pandemi. Kumulasi stok baru yang tercatat sampai tahun 2022 akan masuk sebesar 464.123. Sehingga ada 274.290 meter persegi ruang atau ada 4 gedung tercatat yang harus menunda rencana dalam memasuki pasar sampai tahun 2023.
Selain itu, dalam lima tahun terakhir tingkat hunian subsektor perkantoran juga terus melemah meski sebelumnya pada tahun 2014 berada di kisaran 95%. Namun Knight Frank Indonesia meyakini bahwa ada beberapa sektor yang mampu berekspansi dan menyerap ruang kantor seperti financial technologi (fintech), information technology, dan e-commerce.
Penulis: Silvia Monty
Sumber:
www.propertiindonesia.id