1467 Gedung Tinggi & Potensi Risiko Gempa di Jakarta | KF Map – Digital Map for Property and Infrastructure in Indonesia
1467 Gedung Tinggi & Potensi Risiko Gempa di Jakarta
Wednesday, 21 December 2022

Menurut data KFMap, spatial property platform yang dikembangkan oleh Knight Frank Indonesia. Saat ini setidaknya terdapat 1467 gedung tinggi di Jakarta, dengan ragam fungsi, mulai dari hunian vertikal, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan hotel.

Beberapa waktu belakangan kita dihadapi dengan beberapa guncangan gempa di Jawa Barat yang guncangan/getarannya sampai di Jakarta. Kondisi ini memang tidak dapat dihindari, mengingat Indonesia terhampar di atas 3 patahan lempeng samudera.

Untuk itu, sebagai bentuk mitigasi atau upaya meminimalkan risiko dari gempa, kita perlu mengenali karakter dan potensi gempa. Gempa bumi destruktif umumnya terjadi diikuti dengan kerusakan bangunan, terutama pada gempa dengan skala yang tinggi dan minimnya kesiapsiagaan dari infrastruktur wilayah.

Berdasarkan pengolahan data dengan metode tumpang susun (overlay) antara Peta Kawasan Rawan Gempabumi (Kementerian ESDM, 2022) dan Sebaran Properti di Jakarta (KFMap, 2022) didapatkan bahwa Jakarta berada pada zona menengah dan zona rendah dari kerawanan bencana gempabumi .

Apakah itu Zona Menengah ?

Zona menengah umumnya ditandai dengan area berwarna kuning dalam peta rawan bencana, diindikasi menjadi area yang memiliki potensi goncangan gempa bumi dengan skala intensitas antara VII-VIII MMI (modified mercalli intensity).

Skala VII-VIII MMI, memiliki indikasi guncangan seperti dapat dirasakan sopir yang mengemudikan mobil. Orang yang sedang berjalan kaki sulit berjalan dengan baik, cerobong asap yang lemah pecah. Langit-langit dan bagian konstruksi pada tempat yang tinggi rusak. Barang pecah-belah pecah. Tembok yang tidak kuat pecah, plester tembok dan batu-batu tembok yang tidak terikat kuat jatuh. Terjadi sedikit pergeseran dan lekukan-lekukan pada timbunan pasir dan batu kerikil. Air menjadi keruh, lonceng-lonceng berbunyi, selokan irigasi rusak.

Di Jakarta, 807 gedung tinggi yang berada pada zona menengah, baik berfungsi sebagai perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen dan hotel.

Apakah itu Zona Rendah ?

Zona rendah umumnya ditandai dengan area berwarna kuning dalam peta rawan bencana, diindikasi menjadi area yang memiliki potensi goncangan gempa bumi dengan skala intensitas antara VII-VIII MMI (modified mercalli intensity).

Pada zona rendah, para ahli memprediksi potensi guncangan berada pada skala V-VI MMI, artinya jika terjadi guncangan maka dapat dirasakan di luar rumah. Orang-orang tidur terbangun, cairan tampak bergerak-gerak dan tumpah sedikit. Barang perhiasan rumah yang kecil dan tak stabil bergerak atau jatuh. Pintu membuka dan menutup, pigura di dinding bergerak, bandul lonceng berhenti atau mati atau tidak cocok jalannya. Terasa oleh semua orang. Banyak orang yang lari keluar karena terkejut. Orang yang sedang berjalan kaki terganggu. Jendela berdecit, gerabah, barang pecah-belah pecah, barang-barang kecil dan buku terjatuh dari raknya, Gambar-gambar jatuh dari dinding. Mebel-mebel bergerak atau berputar. Plester dinding yang lemah pecah-pecah. Lonceng gereja berbunyi, pohon-pohon terlihat bergoyang.

Di Jakarta, 660 gedung tinggi berada pada zona rendah, yang umumnya berada di bagian tengah dari Jakarta.

Kondisi ini perlu diperhitungkan dalam bentuk mitigasi dan kesiapsiagaan, karena bencana tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga kerugian material, seperti kerusakan bangunan.

Untuk diskusi lebih lanjut mengenai bangunan tahan gempa melalui building audit, Anda dapat mengunjungi laman berikut sebagai salah satu layanan dari Knight Frank Indonesia : https://kfmap.asia/services/property-and-engineering-services

 

Penulis : Syarifah Syaukat

Sumber:

www.kompas.com

 

Artikel Terkait:

Kenali Karakter dan Risiko Gempa Jakarta dan Sekitarnya

Rancangan Konstruksi Bangunan Tahan Gempa

Urgensi Building Audit dalam Meminimalisir Risiko

Share:
Back to Blogs