Di tengah masa pandemi saat ini, beberapa sektor properti mengalami pelemahan, baik itu dari tingkat hunian, permintaan, ataupun kinerja dari sektor properti itu sendiri. Akan tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada sektor industri baik itu pergudangan ataupun produksi. Di tahun 2021, tingkat permintaan terus bertambah dari perusahaan yang mengalami ekspansi, baik itu perusahaan lokal maupun asing terhadap pergudangan modern. Perusahaan yang melakukan permintaan terhadap pergudangan modern tersebut bergerak pada sektor industri manufaktur, otomotif, logistik, serta kebutuhan rumah tangga.
Konsep dari pergudangan modern ini merupakan pembaruan fungsi dari pergudangan konvensional. Terdapat beberapa perbedaan antara pergudangan modern dengan konvensional, mulai dari struktur bangunan, loading docks, serta kapasitas maksimal floor loading yang semakin kuat. Untuk pergudangan konvensional hanya menjalankan beberapa proses saja atau bahkan hanya untuk penyimpanan, akan tetapi untuk pergudangan modern umumnya menggunakan sistem automasi, sehingga dapat melakukan proses secara bersamaan dan terstruktur dari mulai barang datang, pengecekan kualitas, penyimpanan, serta pengemasan di satu tempat hingga nantinya akan dikirim kepada pelanggan.
Pada tahun 2020, tingkat permintaan pergudangan modern melambat dan transaksinya anjlok sebesar 32 persen. Namun, ternyata terdapat beberapa lonjakan permintaan jangka pendek pada sektor makanan dan kesehatan. Berlanjutnya pandemi mendorong masyarakat lebih sering menggunakan e-commerce untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal tersebut membuat industri e-commerce menjadi pendorong utama dalam permintaan gudang dengan spesifikasi tinggi.
Karena pergudangan modern menjadi refleksi MFC (multi fulfilment center) yang mendekatkan pusat distribusi dengan kantong permukiman sebagai konsumen. Sehingga layanan dapat lebih efisien, efektif, ekonomis. Manfaat-manfaat tersebut membuat para bisnis e-commerce melirik properti pergudangan modern dan membuat tingkat permintaan menjadi meningkat di tahun 2021 ini, kondisi ini menyebabkan dampak koreksi terhadap performa transaksi ruang ritel.
Penulis : Dimas Rifqi Satrio Notokusumo
Sumber:
www.kompas.com
www.kompas.com
www.supplychainindonesia.com
