Knight Frank Global dalam bulan ini merilis hasil riset teranyar terkait preferensi konsumen hunian di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia.

Dari hasil riset tersebut setidaknya terdapat lima temuan utama sebagai berikut :

1. Ada permintaan yang tertahan, bahwa 20% konsumen menyatakan akan memilih pindah hunian ke wilayah perkotaan dalam 12 bulan kedepan

2. Opsi KPR Hijau telah mendorong 22% konsumen secara persuasive beralih ke pilihan hunian yang memiliki efisiensi energi

3. 29% responden pada tataran global menyatakan berharap kembali ke kantor seperti biasa, atau 5 hari dalam seminggu Ketika semua pembatasan telah selesai

4. Sejumlah konsumen (22%) menyatakan akan segera membeli rumah ke-2, minat ini telah tertahan oleh pandemic

5. 64% konsumen memiliki ekspektasi bahwa harga rumah mereka akan meningkat pada tahun depan

Terkait temuan pertama, konsumen di Asia menyatakan preferensi pindah hunian diantaranya karena menginginkan ruang indoor yang lebih luas, juga kebutuhan tambahan untuk ruang outdoor, dan dekat dengan keluarga. Sementara itu, konsumen di Australia menyatakan preferensi pindah hunian dengan alasan kebutuhan tambahan untuk ruang outdoor dan keinginan untuk pindah kota.

Kota menjadi wilayah pilihan untuk pindah, hal ini setidaknya disampaikan oleh 44% responden Asia dan 36% responden Australia.

Lebih lanjut terkait temuan kelima, mengenai pertumbuhan harga hunian. Terkait presentase konsumen yang menyatakan keyakinan akan peningkatan aset huniannya di tahun depan. Persentase terbesar menyatakan bahwa kisaran kenaikan aset hunian mereka akan berkisar 1%-9%, kemudian sisanya memperkirakan kenaikan diatas kisaran persentase tersebut.

Terkait hal ini, berdasarkan data yang dihimpun oleh Knight Frank Global, memang terindiikasi beberapa wilayah memiliki rerata peningkatan harga hunian di atas 15%, yaitu diantaranya Wellington, Auckland, Sydney, Filipina, Guangzhou, dan Adelaide.

Penulis: Syarifah Syaukat

Sumber:

www.knightfrank.com