FMCG (Fast Moving Consumer Goods) merupakan salah satu sektor usaha yang masih tumbuh di tengah pandemi. Di masa ini, kebutuhan logistik masyarakat justru meningkat dengan supply yang relatif berkurang karena keterbatasan pergerakan, bahan pendukung dan daya pemodalan usaha.
Menurut salah satu perusahaan ecommerce besar di Indonesia, saat ini perusahaannya mendorong permintaan pada produk yang memang memiliki transaksi yang tinggi seperti produk makanan dan minuman esensial, seperti susu, obat herbal, minyak goreng, beras dan bumbu dapur yang tergolong sebagai FMCG.
Berdasarkan data dari Kemenkominfo, diketahui bahwa penjualan di platform belanja online di tengah pandemi mengalami kenaikan sebesar 30%. Sejalan dengan itu powercommerce.asia menyebutkan bahwa, DKI Jakarta merupakan wilayah yang memiliki kontribusi 49,1% secara nasional dalam pemesanan ecommerce di tengah pandemi.
Selama masa pandemi, penjualan FMCG umumnya dilakukan melalui transaksi ecommerce. Berdasarkan survey yang dilaksanakan oleh Chain Store Age (CSA) terhadap lebih dari 1.000 konsumen, terungkap lebih dari setengah (55%) responden mengatakan bahwa mereka membeli dari penjual online yang belum pernah mereka beli sebelumnya, dan 64% responden menyatakan telah mengganti cara belanja bulanan /mingguan konvensional dengan pemesanan online.
Di tengah kondisi ini, FMCG tumbuh dalam berbagai tataran, mulai dari industri rumahan, UMKM, sampai industri besar yang telah menguasai pasar. Menurut Menteri Keuangan, industri ini merupakan salah satu industri yang menjadi potential winner di tengah kondisi ini, karena sebagian masyarakat akan menyiapkan stok logistik yang lebih teratur untuk kebutuhan harian-nya, serta menjaga kebutuhan nutrisi dan daya tahan tubuh di tengah kondisi wabah penyakit.
Penulis: Gabriela Bunga, Syarifah Syaukat
Sumber:
https://supplychainindonesia.com
